Perjuangan Mengusir Penjajah Belanda Sebelum Kebangkitan Nasional (2) 1. THOMAS MATULESSI (11) (PATTIMURA) a. Lahir : Tahun 1783 di ...
Perjuangan Mengusir Penjajah Belanda
Sebelum Kebangkitan Nasional (2)
1. THOMAS MATULESSI (11) (PATTIMURA)
a. Lahir : Tahun 1783 di Hiria, Saparua, Maluku
b. Bersama rakyat menyerbu Benteng Duurstede pada tanggal 16 mei 1817.
c. Teman perjuangan : Paulus Tiahahu, Christina Martha Tiahahu, Thomas Patiwael Lucas Latumahina, dll.
d. Belanda mengadakan Pelayaran Hongi bertujuan : mengawasi setiap pulau dalam pelayaran perniagaan dan membinasakan rempah-rempah yang dianggap berlebihan.
e. Residen di Saparua : Van den Berg ( meninggal saat diserbu oleh Pattimura)
2. PETO SYARIF (TUANKU IMAM BONJOL) – MOHAMMAD SHAHAB
a. Lahir : Tahun 1772 di Tanjung Bunga, Sumatera Barat.
b. Pemimpin Kaum Paderi menggantikan Datuk Badaro.
c. Kaum Paderi (12) adalah golongan pemeluk agama Islam dan tidak dipengaruhi adat kebiasaan.
d. Kaum Adat adalah golongan yang sudah memeluk agama Islam tetapi masih dipengaruhi adat kebiasaan (menyabung ayam, berjudi, minum-minuman keras, dll.).
e. Terjadi bentrokan bersenjata kedua golongan tersebut yang dikenal dengan nama Perang Paderi pada tahun 1821 – 1827.
f. Tahun 1821 Tuanku Pasaman menyerbu pos-pos Belanda di Semawang, Sulit Air, Sipinang, dll. menggunakan tombak, parang, golok, dll.
g. Belanda menggunakan siasat Benteng yaitu di daerah yang sudah dikuasai dibangun benteng pertahanan seperti Fort de Kock di Bukittinggi.
h. Belanda mengeluarkan ”Plakat Panjang” yang isinya :
1) Tanam paksa dengan kerja paksa bagi masyarakat Minangkabau
2) Kepala-kepala daerah akan digaji
3) Belanda akan bertindak sebagai penengah apabila terjadi perselisihan di kalangan rakyat (Kaum Adat dan Kaum Paderi)
i. Tahun 1837 Letnan Kolonel Michiels menyerang Bonjol, Imam Bonjol ditangkap diasingkan ke Cianjur - ke Ambon – ke Manado.
j. Imam Bonjol wafat pada tanggal 6 November 1864 dimakamkan di desa Pineleng, Manado.
3. RADEN MAS ONTOWIRYO (PANGERAN DIPONEGORO (13))
a. Lahir : tanggal 11 November 1785
b. Putera Pangeran Adipati Anom (Sultan Hamengkubuwono III)
c. Meninggalkan istana dan tinggal di desa Tegalrejo, Yogyakarta.
d. Teman perjuangan : Kiai Maja (penasihat bidang keagamaan)
Pangeran Mangkubumi (kalangan istana)
Sentot Ali Basyah Prawiradirja (panglima perang)
e. Perlawanan Pangeran Diponegoro berlangsung tahun 1825 – 1827
f. Belanda dipimpin Jenderal van de Kock menggunakan siasat perang Benteng Stelsel
g. Perundingan tanggal 28 Maret 1830 di rumah residen Kedu di Magelang, Jenderal De Kock menangkap Pangeran Diponegoro.
h. Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang – ke Manado, Sulawesi Utara – Makasar, ditahan di Benteng Fort Rotterdam.
i. Pangeran Diponegoro wafat dan dimakamkan di Makasar pada tanggal 8 Januari 1855
4. PANGERAN ANTASARI (14)
a. Mulai perjuangan tahun 1859 menyerang pos-pos pertahanan Belanda.
b. Teman perjuangan : Pangeran Hidayat
Kyai Demang Leman
Haji Nasrun
Haji Buyasin
Kiai Langlang
c. Pangeran Antasari pada tanggal 11 Oktober 1862 karena terserang penyakit cacar, dimakamkan di Banjarmasin
d. Pangeran Antasari sebagai pemimpin agama dan pemimpin perang diberi gelar Amirudin Khalifatul Mukminin
5. PATIH KETUT GUSTI JELANTIK
a. Bermula Patih Ketut Gusti Jelantik membantu Raja Buleleng (15).
b. Patih Ketut Gusti Jelantik mengadakan perlawanan habis-habisan (puputan), maka perang di Bali terkenal dengan sebutan Perang Puputan.
Kerajaan Buleleng, Karangasem, Badung, dan Gianyar memberlakukan Hukum Tawan Karang, maksudnya kerajaan-kerajaan di Bali memiliki hak untuk
c. merampas muatan kapal yang terdampar (karam) di pantai wilayah kerajaannya.
d. Belanda mengerahkan pasukannya sebanyak 3 kali :
1) Tahun 1846 sebanyak 1.700 orang pasukan darat.
2) Tahun 1848 Belanda mengirim pasukan militer di daerah Jagaraga.
3) Tahun 1849 Belanda mengirim pasukan dari Batavia
6. SISINGAMANGARAJA XII (II.4) (PATUAN BOSAR OMPU PULO BATU)
a. Menggantikan ayahnya yaitu Sisingamangaraja XI menjadi raja di Bakkara, bergelar Sisingamangaraja XII.
b. Tahun 1878 Belanda menyerang daerah Tapanuli.
c. Tahun 1904 Belanda menyerang Tanah Gayo dan daerah Danau Toba.
d. Tahun 1907 Belanda dipimpin oleh Kapten Cristoffel menyerang pusat pertahanan Sisingamangaraja XII di Pak-pak.
e. Tanggal 17 Juni 1907 Sisingamangaraja XII gugur, dimakamkan di Taruntung, kemudian dipindahkan ke Balige.
f. Perlawanan Sisingamangaraja XII berlangsung tahun 1870 – 1907.
7. PERLAWANAN RAKYAT ACEH
a. Tanggal 5 April 1873 Belanda menyerang Aceh dipimpin oleh J.H.R. Kohler dengan 3.000 tentara, berlangsung di sekitar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Jenderal Kohler tewas.
b. Belanda menyerang lagi dipimpin oleh Jenderal J. Van Swieten dengan kekuatan 8.000 tentara.
c. Tokoh-tokoh (II.3) : Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien, Teuku Ibrahim, dll.
d. Tempat perjuangan :
1) Teuku Cik Di Tiro di Pidie
2) Teuku Umar dan cut Nya Dien di Aceh Barat
3) Teuku Ibrahim memimpin perang gerilya
e. Belanda menggunakan siasat Stelsel Konsentrasi, artinya menjalankan siasat baru pada daerah-daerah yang sudah dikuasai.
f. Teuku Umar pura-pura menyerah keada Belanda diangkat menjadi panglima Leguin Aceh dengan gelar Teuku Johan Pahlawan.
g. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari kehidupan rakyat Aceh dengan pura-pura menjadi seorang muslim.
h. Belanda mengangkat Jenderal Johanes Benedictus van Heutsz sebagai Gubernur Militer.
i. Belanda membentuk pasukan gerak cepat dilatih sebagai pasukan anti gerilya yang disebut Marsose.
j. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, perjuangannya dilanjutkan oleh cut Nyak Dien.
k. Tahun 1904, Van Heutsz mengeluarkan ”Plakat Pendek”
Sebelum Kebangkitan Nasional (2)
1. THOMAS MATULESSI (11) (PATTIMURA)
a. Lahir : Tahun 1783 di Hiria, Saparua, Maluku
b. Bersama rakyat menyerbu Benteng Duurstede pada tanggal 16 mei 1817.
c. Teman perjuangan : Paulus Tiahahu, Christina Martha Tiahahu, Thomas Patiwael Lucas Latumahina, dll.
d. Belanda mengadakan Pelayaran Hongi bertujuan : mengawasi setiap pulau dalam pelayaran perniagaan dan membinasakan rempah-rempah yang dianggap berlebihan.
e. Residen di Saparua : Van den Berg ( meninggal saat diserbu oleh Pattimura)
2. PETO SYARIF (TUANKU IMAM BONJOL) – MOHAMMAD SHAHAB
a. Lahir : Tahun 1772 di Tanjung Bunga, Sumatera Barat.
b. Pemimpin Kaum Paderi menggantikan Datuk Badaro.
c. Kaum Paderi (12) adalah golongan pemeluk agama Islam dan tidak dipengaruhi adat kebiasaan.
d. Kaum Adat adalah golongan yang sudah memeluk agama Islam tetapi masih dipengaruhi adat kebiasaan (menyabung ayam, berjudi, minum-minuman keras, dll.).
e. Terjadi bentrokan bersenjata kedua golongan tersebut yang dikenal dengan nama Perang Paderi pada tahun 1821 – 1827.
f. Tahun 1821 Tuanku Pasaman menyerbu pos-pos Belanda di Semawang, Sulit Air, Sipinang, dll. menggunakan tombak, parang, golok, dll.
g. Belanda menggunakan siasat Benteng yaitu di daerah yang sudah dikuasai dibangun benteng pertahanan seperti Fort de Kock di Bukittinggi.
h. Belanda mengeluarkan ”Plakat Panjang” yang isinya :
1) Tanam paksa dengan kerja paksa bagi masyarakat Minangkabau
2) Kepala-kepala daerah akan digaji
3) Belanda akan bertindak sebagai penengah apabila terjadi perselisihan di kalangan rakyat (Kaum Adat dan Kaum Paderi)
i. Tahun 1837 Letnan Kolonel Michiels menyerang Bonjol, Imam Bonjol ditangkap diasingkan ke Cianjur - ke Ambon – ke Manado.
j. Imam Bonjol wafat pada tanggal 6 November 1864 dimakamkan di desa Pineleng, Manado.
3. RADEN MAS ONTOWIRYO (PANGERAN DIPONEGORO (13))
a. Lahir : tanggal 11 November 1785
b. Putera Pangeran Adipati Anom (Sultan Hamengkubuwono III)
c. Meninggalkan istana dan tinggal di desa Tegalrejo, Yogyakarta.
d. Teman perjuangan : Kiai Maja (penasihat bidang keagamaan)
Pangeran Mangkubumi (kalangan istana)
Sentot Ali Basyah Prawiradirja (panglima perang)
e. Perlawanan Pangeran Diponegoro berlangsung tahun 1825 – 1827
f. Belanda dipimpin Jenderal van de Kock menggunakan siasat perang Benteng Stelsel
g. Perundingan tanggal 28 Maret 1830 di rumah residen Kedu di Magelang, Jenderal De Kock menangkap Pangeran Diponegoro.
h. Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang – ke Manado, Sulawesi Utara – Makasar, ditahan di Benteng Fort Rotterdam.
i. Pangeran Diponegoro wafat dan dimakamkan di Makasar pada tanggal 8 Januari 1855
4. PANGERAN ANTASARI (14)
a. Mulai perjuangan tahun 1859 menyerang pos-pos pertahanan Belanda.
b. Teman perjuangan : Pangeran Hidayat
Kyai Demang Leman
Haji Nasrun
Haji Buyasin
Kiai Langlang
c. Pangeran Antasari pada tanggal 11 Oktober 1862 karena terserang penyakit cacar, dimakamkan di Banjarmasin
d. Pangeran Antasari sebagai pemimpin agama dan pemimpin perang diberi gelar Amirudin Khalifatul Mukminin
5. PATIH KETUT GUSTI JELANTIK
a. Bermula Patih Ketut Gusti Jelantik membantu Raja Buleleng (15).
b. Patih Ketut Gusti Jelantik mengadakan perlawanan habis-habisan (puputan), maka perang di Bali terkenal dengan sebutan Perang Puputan.
Kerajaan Buleleng, Karangasem, Badung, dan Gianyar memberlakukan Hukum Tawan Karang, maksudnya kerajaan-kerajaan di Bali memiliki hak untuk
c. merampas muatan kapal yang terdampar (karam) di pantai wilayah kerajaannya.
d. Belanda mengerahkan pasukannya sebanyak 3 kali :
1) Tahun 1846 sebanyak 1.700 orang pasukan darat.
2) Tahun 1848 Belanda mengirim pasukan militer di daerah Jagaraga.
3) Tahun 1849 Belanda mengirim pasukan dari Batavia
6. SISINGAMANGARAJA XII (II.4) (PATUAN BOSAR OMPU PULO BATU)
a. Menggantikan ayahnya yaitu Sisingamangaraja XI menjadi raja di Bakkara, bergelar Sisingamangaraja XII.
b. Tahun 1878 Belanda menyerang daerah Tapanuli.
c. Tahun 1904 Belanda menyerang Tanah Gayo dan daerah Danau Toba.
d. Tahun 1907 Belanda dipimpin oleh Kapten Cristoffel menyerang pusat pertahanan Sisingamangaraja XII di Pak-pak.
e. Tanggal 17 Juni 1907 Sisingamangaraja XII gugur, dimakamkan di Taruntung, kemudian dipindahkan ke Balige.
f. Perlawanan Sisingamangaraja XII berlangsung tahun 1870 – 1907.
7. PERLAWANAN RAKYAT ACEH
a. Tanggal 5 April 1873 Belanda menyerang Aceh dipimpin oleh J.H.R. Kohler dengan 3.000 tentara, berlangsung di sekitar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Jenderal Kohler tewas.
b. Belanda menyerang lagi dipimpin oleh Jenderal J. Van Swieten dengan kekuatan 8.000 tentara.
c. Tokoh-tokoh (II.3) : Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien, Teuku Ibrahim, dll.
d. Tempat perjuangan :
1) Teuku Cik Di Tiro di Pidie
2) Teuku Umar dan cut Nya Dien di Aceh Barat
3) Teuku Ibrahim memimpin perang gerilya
e. Belanda menggunakan siasat Stelsel Konsentrasi, artinya menjalankan siasat baru pada daerah-daerah yang sudah dikuasai.
f. Teuku Umar pura-pura menyerah keada Belanda diangkat menjadi panglima Leguin Aceh dengan gelar Teuku Johan Pahlawan.
g. Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk mempelajari kehidupan rakyat Aceh dengan pura-pura menjadi seorang muslim.
h. Belanda mengangkat Jenderal Johanes Benedictus van Heutsz sebagai Gubernur Militer.
i. Belanda membentuk pasukan gerak cepat dilatih sebagai pasukan anti gerilya yang disebut Marsose.
j. Teuku Umar gugur dalam pertempuran di Meulaboh, perjuangannya dilanjutkan oleh cut Nyak Dien.
k. Tahun 1904, Van Heutsz mengeluarkan ”Plakat Pendek”
COMMENTS